Memanas !! Rapat DPR PanSel KPU debat dengan Politikus PDI Perjuangan

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280




Panitia seleksi (Pansel) calon anggota KPU-Bawaslu menghadiri undangan rapat dengan Komisi II DPR. Di tengah rapat, salah satu anggota pansel, Valina Singka berdebat panjang dengan anggota Komisi II Arteria Dahlan.

Pada rapat dengar pendapat umum (RDPU) di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (30/3/2017), 7 anggota Pansel dicecar oleh hampir semua anggota Komisi II. Mulai dari tahapan seleksi, hingga nama-nama calon anggota KPU-Bawaslu yang lolos seleksi.

Banyak anggota Komisi II yang tak puas dengan jawaban Pansel. Salah satu yang cukup banyak mengkritisi pansel adalah Arteria Dahlan. Salah seorang anggota Pansel, Valina Singka mencoba memberi analogi bahwa mereka telah bekerja sekuat tenaga meski hasilnya belum maksimal.

"Saya ikut mengawal reformasi. Pengalaman saya yang cukup 7 thn sebagai anggota KPU, 5 tahun ini di DKPP untuk bisa memberi kontribusi buat bangsa melalui pemilu sebab pemilu pintu gerbang demokrasi. Mulainya dari penyelenggara pemilu, Luar biasa berat tugas negara yang diberikan kepada kita ber-11 ini," ujarnya.

Valina pun menjelaskan bahwa pansel telah melakukan seleksi sesuai UU dengan menjalankan 5 parameter terhadap pelamar calon anggota KPU-Bawaslu. Yakni integritas, independensi, kompetensi, leadeship, dan kesehatan.

"Ini kan tergantung dari input yang masuk. Yang kami lakukan adalah hasil maksimal, melalui suatu proses yang bisa dipertanggungjawabkan," kata Valina.

"Ibu tidak bisa mempertanggungjawabkan," timpal Arteria.

Valina kemudian melanjutkan setelah mendapat persetujuan dari pimpinan rapat, Fandi Utomo. Beberapa anggota Komisi II juga sempat ada yang meninggalkan ruangan sebab memiliki agenda rapat lain namun diminta Fandi untuk menunggu sebentar.

"Mohon maaf saya ingin berbicara sedikit saja, sebab berjam-jam saya sudah mendengarkan. Kami tidak bisa sempurna. Ada persoalan dalam kelembagaan penyelenggaraan pemilu yang harus terus menurus ditingkatkan yang pintu masuknya melalui rekruitmen," ujar Valina.

Kemudian anggota DKPP itu menyebut nama Arteria. Valina mengingatkan kepada Arteria bahwa perbedaan pendapat merupakan keniscayaan dalam berdemokrasi. Dia juga berharap agar politikus PDIP tersebut bisa melihat hal itu secara positif.




"Kalau kita menutup mata kepada semua ini, artinya kita tidak mau melihat apa yang sedang berkembang di negara kita, yang saya katakan kebebasan akademik, boleh sependapat, boleh berbeda, tidak setuju juga tidak apa-apa tapi ini sebuah dinamika," sebutnya.

"Tidak ada niatan untuk tidak menghargai produk UU yang dihasilkan, bukan berarti kita tidak bisa mengkritisi apa yang belum sempurna," tambah Valina.

Arteria tampaknya tak terima dengan pernyataan Valina. Dia pun melontarkan berbagai pernyataan. Kepada anggota pansel lainnya, Arteria mengatakan tak menemukan cacat, namun tidak demikian terhadap Valina.

"Bu Valina yang terhormat, anggota Komisi II RI kali ini luar biasa hebatnya, saya sebelum datang saya kuliti satu-satu termasuk Prof Haryono yang saya hormati, saya cari semua kesalahannya, ternyata tidak ada Prof. Saya ingin sampaikan Bu Valina, Anda berbicara integritas, tapi waktu Anda menjabat sebagai anggota DKPP, Anda tidak berlaku sebagai mahkamah, bahkan mencari-cari temuan," tudingnya.

"Ayo kita coba, saya sudah dapatkan lagi. Di Sumatera Barat itu. Nanti kita sampaikan," imbuh Arteria.

Lalu terjadi perang mulut antara Arteria dan Valina. Pimpinan sidang dan anggota Komisi II berusaha menengahi. Namun adu perkataan keduanya masih terus terdengar beberapa waktu. Rapat yang sudah panas pun semakin tegang. Teriakan demi teriakan terdengar.

"Tidak ada itu, saya bisa jelaskan. Pak Arteri yang terhormat, kasus saya punya data di DKPP. Ini di luar konteks," teriak Valina.

"Politik itu ada etika ada moral. Apa yang di luar konteks? Saya juga punya data bu," balas Arteria.

Seorang anggota DPR meminta pimpinan untuk mengendalikan rapat. Fandi Utomo lalu mengetukkan palu sambil memperingati keduanya.

"Pak Arteri tolong mengendalikan diri, Pak Arteri. Bu Valina cukup ya. Mohon kita tidak mengurangi integritas," tegas Fandi.

Akhirnya pimpinan sidang berhasil menenangkan rapat. Saat dikonfirmasi mengenai pertikaiannya dengan Arteria, Valina tak mau banyak komentar.

"Biasa lah nggak apa-apa. Saya biasa saja. Biasa kan begitu, ini soal dinamika politik, nggak apa-apa. Nggak jelas juga apa yang dibicarakan," tukas Valina.
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90